BAB
23
PENYAKIT
AORTA
Brian
R. Lindman
PENDAHULUAN
Aortopati,
atau penyakit aorta, dapat memiliki konsekuensi akut dan merusak. Beberapa
pasien yang diketahui memiliki proses penyakit yang mendasari yang menmpatkan
mereka pada risiko kejadian aortik yang merugikan, presenyasi yang berbahaya
yang tidak diantisipasi. Ini telah mengarahkan surveilan yang lebih berkembang
pada pasien ini dan terapi yang lebih agresif dan intervensi operasi yang
bertujuan menurunkan risiko mereka. Manajemen pasien dengan penyakit aortik
sebagian besar bergantung pada presentasi mereka dan proporsi aorta yang
terlibat (Gambar 23-1). Presentasi ini biasanya sindroma aortik akut (termasuk
diseksi aorta, ruptur, atau kebocoran sekaligus juga hematoma intramural atau
penetrasi ulkus aterosklerotik) atau aneurisme aortik asimptomatik.
Patofisiologi
Aorta
terdiri dari tiga lapisan: intima yang tipis, media yang tebal, dan adventitia
yang tipis. Kebanyakan patologi aortik dihasilkan dari kelainan pada intima
dan/atau media. Degenerasi medial sistik merupakan final common pathway untuk beberapa etiologi yang mendasari
pembentukan aneurisma aortik thoracic (TAA), karena menyebabkan kelemahan ada
dinding aorta, membuatnya cenderung dilatasi. Aterosklerosis berperan patologik
mayor dalam descending TAA dan
aneurisme aortik abdominal (AAA). Robekan pada intika akibat kekuatan arus dan
kerusakan endotelial atau ulserasi intimal disebabkan perubahan aterosklerotik
dapat mengizinkan darah masuk ke dalam lapisan intimal yang melemah dalam
tekanan sistemik dan memicu cleavage atau
diseksi pada dinding aorta.
PENYEBAB
Etiologi
Beberapa
penyakit distinct yang mempengaruhi
aorta:
- Bicuspid aortopathy: bicuspid aortic valve (BAV) terjadi pada ~1% populasi dan berhubungan dengan peningkatan risiko ascending aortic aneurysm, diseksi, dan koarktasi aorta.
- Sindrom Marfan (MFS): ini merupakan penyakit autosomal dominan yang mempengaruhi 1 dari 5000 sampai 10000 individu. Aortic root aneurysm secara karakteristik berbentuk buah pir, menjadi sangat besar pada sinus Valsava. MFS juga mempengaruhi skeleton, pari, dura, kulit, dan mata.
- Sindrom Loeys-Dietz (LDS): ini merupakan autosomal dominan sindrom aneurisme aortik yang ditandai dengan hipertelorism (widely spaced eye), bifid uvula atau cleftpalate, dan generalized arterial turtuosity dengan aneurisme vaskular yang menyebar luas.
- Familial thoracic aortic aneurysm and dissection syndrome: degenerasi medial sistik yang dipercepat mendasari aneurisme ini pada pola autosomal dominan, dengan onset usia bervariasi dan absenya fitur MFS atau LDS.
- Aterosklerosis: merupakan penyebab paling umum aneurisma aortik abdominal dan thoracic. Faktor risiko termasuk diabetes tipe 2, hiperlipidemia, merokok, hipertensi,, usia lanjut, dan jenis kelamin laki-laki.
- Hipertensi: mempercepat degenerasi jarungan elastik pada media yang mengarah pada degenerasi medial sistik.
- Inflammatory aneurysm: disebabkan oleh penyakit seperti Takayusus arteritis, giant-cell arteritis, dan HLA-B27 spondyloarthropaties.
- Aneurisme infeksius: disebut juga aneurisme mikotik, yang dapat disebabkan oleh sifilis jangka panjang atau oleh spesies Staphylococcus, Streptococcus, atau Salmonella.
Riwayat Natural
Hasil
merugikan utama pada pasien dengan aneurisme aortik yaitu ruptur aorta.
Kejadian merugikan biasanya terjadi pada dimensi aortik yang lebih kecil pada
pasien dengan MFS, BAV, atau kelainan jaringan pengikat. Diseksi aortik
cenderung terjadi pada aorta thoracic an biasanya tidak berhubungan dengan
penyakit aterosklerosis. Diseksi dapat dibagi berdasarkan lokasi (Gambar 23-2):
·
Diseksi Standford tipe A
Ø Mortalitas
~1% per jam selama 24 sampai 48 jam pertama
Ø Manajemen
medis memiliki ~50% sampai 60% mortalitas dalam rumah sakit
Ø Manajemen
medis memiliki ~20% sampai 30% mortalitas dalam rumah sakit
·
Diseksi Standford tipe B
Ø Manajemen
medis memiliki ~10% mortalitas dalam rumah sakit
Ø Manajemen
medis memiliki ~30% mortalitas dalam rumah sakit
Ø
Long-term
survival dengan terapi medis yaitu ~60% pada 5 tahun dan ~40%
pada 10 tahun
Dua
jenis diseksi aortik yang dapat muncul yaitu intramural hematomas (IMHs)
dan penetrating
atherosclerotic ulcers (PAUs)
(Gambar 23-3). IMH merupakan pendarahan pada lapisan medial aorta tanpa robekan
intimal, sementara PAU merupakan lesi fokal, terjadi pada tempat plak
aterosklerotik, ditandai dengan erosi dari intima. Sementara riwayat PAU masih
sangat diperdebatkan, survival trends untuk
IMH mimic those of aortic dissection:
- Tipe A: 18% sampai 36% (diterapi secara medis) versus 8% sampai 14% (diterapi dengan operasi)
- Tipe B: 12% sampai 14% (diterapi secara medis) versus 17% sampai 20% (diterapi dengan operasi)
PRESENTASI
Presentasi Klinis dan Riwayat
Pasien
dengan gejala mendadak berhubungan dengan perubahan anatomi aortik dapat
diklasifikasikan memiliki acute aortic syndrome (AAS) sampai
diperiksa lebih spesifik. AAS termasuk aneurisma simptomatik, IMH, PAU dan
diseksi aorta, kebocoran atau ruptur. Pasien dengan AAS dapat dideskripsikan:
- · Onset mendadak nyeri dada dan/atau punggung
- · Steady, gnawing abdominal or back pain dengan massa abdominal pulsatil dan hipotensi merupakan triad klasik untuk ruptur AAA
- · Dispnea
- · Gejala gagal jantung atau hipotensi dari hemoperikardium/tamponade dan/atau regurgitasi aorta
- · Stroke dari gangguan aliran vaskular serebral
- · Sinkop
- · Paresis dari gangguan aliran arteri spinal
- · Nyeri abdominal, lengan, atau tungkai dari gangguan aliran darah arterial
Riwayat keluarga penting untuk
diperoleh, khususnya untuk menentukan apakah terdapat riwayat
keluarga aneurisme dan/atau diseksi aorta.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan
cepat harus fokus pada sistem kardiovaskular, khususnya mencari:
·
Jantung
Ø Takikardia
Ø Hipertensi
atau hipotensi; pelebaran denyut dengan regurgitasi aorta (AR) kronik
Ø Klik
ejeksi sistolik (menyarankan BAV)
Ø Bising
crescendo diastolik (AR)
Ø Penurunan
bunyi jantung dan peningkatan JVP (menyarankan temponade)
·
Vaskular
Ø Denyut
dan/atau tekanan darah yang tidak sama (gangguan aliran vaskular)
Ø Ekstrimitas
dingin, nyeri
Ø Massa
abdominal pulsatil
·
Neurologik
Ø Defisit
fokal neurologik, biasanya akibat stroke iskemik
Ø Paraplegia
·
Pulmonal
Ø Takipnea
± hipoksia dari gagal jantung
·
General
Ø Fitur
fisik yang mengarah pada MFS atau LDS
Evaluasi Diagnostik
Onset
cepat dari gejala berat atau temuan fisik yang menyarankan AAS harus segera
mendapatkan evaluasi darurat. Untuk gejala kronik, diagnostic workup dapat kurang darurat.
- · Chest x-ray (CXR)
- · Transthoracic echocardiography (TTE)
- · Transesophageal echocardiography (TEE)
- · Computed tomography (CT)
- · Magnetic resonance imaging (MRI)
- · Aortography
- · Abdominal ultrasonofraphy
- · Meski CT, MRI dan TEE menyediakan spesifisitas dan sensitivitas yang baik untuk diagnosis AAS, tidak ada yang sempurna. Jika tes awal tidak pasti, makan tambahan imaging dapat dilakukan untuk secara pasti memasukkan atau mengeluarkan diagnosis.
TERAPI
Sindroma Aortik Akut (AAS)
Medis
Target
utama manajemen medis yaitu untuk menurunkan denyut jantung (HR) dan tekanan
darah (BP) untuk meminimalisasi risiko komplikasi lanjutan dari patologi aortik
yang mendasari. Target HR yaitu 60 bpm dan tekanan darah sistolik 100 sampai
120 mmHg atau mean arterial pressure (MAP)
60 sampai 75 mmHg. Obat yang diindikasikan untuk AAS termasuk:
- · Beta blocker (BB)
- · Calcium channel blocker (CCB)
- · Sodium nitroprusside
- · Labelatol
- · Vasopressor
Saat
ini terapi medis merupakan strategi yang diutamakan untuk tipe B patologi
aortic thoracic kecuali terdapat fitur risiko tinggi, yang dapat mengarah pada
operasi atau manajemen endovaskular.
Operasi/Endovascular
Konsultasi
operasi urgen tepat dilakukan untuk sebagian besar tipe A patologi aortik,
komplikasi tipe B patologi aortik, dan AAA simptomatik.
Asymptomatic
Enlarging Aortic Aneurysm
Medis
Kontrol
tekanan darah agresif (target TD sistolik 105-120 mmHg) sangat penting dalam
meminimalisasi risiko ruptur, diseksi, dan perkembangan aneurisma. BB telah
diteliti secara luas dan memiliki efek positif menurunkan BP, mengurangi
kekuatan setiap sistol (dP/dt), dan mungkin memperbaiki metabolisme jaringan
pengikat. ARB memiliki peranan dalam mencegah pembentukkan aneurisma pada
pasien dengan MFS. Tambahan modifikasi faktor risiko termasuk kontrol diabetes
melitus, larangan merokok, dan terapi hiperlipidemia, khususnya dengan statin.
Operasi/Endovaskular
Operasi
aortik profilaksis direkomendasikan ketika keuntungan dalam mencegah ruptur
diperkirakan melebihi risiko prosedur. Keputusan
mengenai waktu operasi profilaksis kebanyakan digerakkan oleh dimensi aorta
dengan pertimbangan tambahan terhadap etiologi yang mendasari dan riwayat
keluarga.
Indikasi untuk operasi pada
aneurisma aortik asimptomatik
·
Ascending
aorta (lihat Gambar 23-4)
Ø MFS
dan BAV
§ Dimensi
≥5 cm (pada beberapa instansi ≥4.5 cm)
§ Growth rate >0.5
cm/tahun
§ Pada
waktu penggantian katup aorta jika dimensi aorta ≥4.5 cm (≥4 cm pada beberapa
pusat spesialisasi)
Ø Penyebab
selain MFS dan BAV
§ Dimensi
≥5.5 cm
§ Growth
rate ≥1 cm/tahun
·
Descending
aorta
Ø Dimensi
≥6 cm
Ø Growth rate ≥1
cm/tahun
·
Aorta abdominal
Ø Pria:
5.5 cm
Ø Wanita:
4.5 sampai 5 cm dapat dipertimbangkan
Ø
Growth rate ≥0.6 sampai 1 cm/tahun
PENCEGAHAN
Rekomendasi Skrining
· Pasien dengan TAA yang diketahui harus
diskrining paling tidak sekali dengan ultrasound abdominal untuk AAA.
Relatif derajat pertama pasien dengan
aortopathy familial yang diketahui harus menjalani skrining.
· Rekomendasi skrining untuk AAA sangat
bervariasi. Secara umum, kebanyakan ahli setuju bahwa pemeriksaan fisik telah
membatasi sensitivitas untuk skrining. The U.S Preventive Services Task Force
merekomendasikan skrining sau kali untuk abdominal aortic aneurysm dengan
ultrasonografi pada pria usia 65 sampai 75 tahun yang pernah merokok, tapi
tidak direkomendasikan skrining tersebut pada wanita atau pria risiko rendah.
The Society for Vascular Surgery and American Association for Vascular Surgery
merekomendasikan skrining ultrasound pada seluruh pria usia 60 sampai 85 tahun,
wanita usia 60 sampai 85 tahun dengan faktor risiko kardiovaskular, dan seluruh
pasien diatas 50 tahun dengan riwayat keluarga AAA.
s
REFERENSI
Boyer
JK, Gutierezz F, and Braverman AC. Approach to the dilated aortic root. Curr Opin Cardiol 2004;19:563-569.
Braverman
AC, Harris KM. Management of aortic intramural hematoma. Curr Opin Cardiol 1995;10:501-504.
Braverman
AC. Aortic dissection. Curr Opin Cardiol 1997;12:389-390.
Braverman
AC. Penetrating atherosclerotic ulcers of the aorta. Curr Opin Cardiol 1994;9:591-597.
Brewster
DC, Cronenwett JL, Hallet JW, et al. Guidelines for the treatment of AAA:
report of a subcommittee of the Joint Council of the American Association for
Vascular Surgery and Society for Vascular Surgery. J Vasc Surg 2003;37:1106-1117.
Cecconi
M, Nistri S, Quarti A, et al. Aortic dilatation in patients with bicuspid
aortic valve. J Cardiovasc Med 2006;7:11-20.
Davies
RR, Goldstein LJ, Coady MA, et al. Yearly rupture or dissection rates for
thoracic aortic aneurysms: simple prediction based on size. Ann Thorac Surg 2002;73:17-28.
Habashi
JP, Judge DP, Holm TM, et al. Losartan, an AT1 antagonist, prevents aortic
aneurysm in a mouse model of Marfan syndrome. Science 2006;312(5770):117-121.
Hagan
PG, Nienaber CA, Isselbacher EM, et al. The international registry of acute
aortic dissection (IRAD): new insights
into an old disease. JAMA 2000;283:897-903.
Ince
H, Nienaber CA. Diagnosis and management of patients with aortic dissection. Heart 2007;93:266-270.
Isselbacher
EM. Diseases of the aorta. In: Zipes DP, Libby P, Bonow RO, et al., eds. Braunwald’s Heart Disease: A Textbook of
Cardiovascular Medicine, 7th ed. Philadelphia: Elsevier
Saunders; 2005:1403-1435.
Isselbacher
EM. Thoracic and abdominal aortic aneurysms. Circulation 2005;111:816-828.
Kent
KC, Zwlak RM, Jaff MR, et al. Screening for abdominal aortic aneurysm: a
consensus statement. J Vasc Surg 2004;39:267-269.
Loeys
BL, Schwarze U, Holm T, et al. Aneurysm syndromes caused by mutations in the
TGF-ß receptor. N Engl J Med 2006;355:788-798.
Maraj
R, Rerkpattanapipat P, Jacobs LE, et al. Meta-analysis of 143 reported cases of
aortic intramural hematoma. Am J Cardiol 2000;86:664-668.
Nataf
P, Lansac E. Dilation of the thoracic aorta: medical and surgical management. Heart
2006;92:1345-1352.
Pretre
R, Von Segesser LK. Aortic dissection. Lancet
1997;349:1461-1464.
Shiga
T, Wajima Z, Apfel CC, et al. Diagnostic accuracy of transesophageal
echocardiography, helical computed tomography, and magnetic resonance imaging
for suspected thoracic aortic dissection: systematic review and meta-analysis. Arch
Intern Med 2006;166:1350-1356.
Shores
J, Berger KR, Murphy EA, et al. Progression of aortic dilatation and the
benefit of long-term ß-adrenergic blockade in Marfan’s syndrome. N Engl J Med 1994;330:1335-1341.
Sundt
TM. Intramural hematoma and penetrating atherosclerotic ulcer of the aorta. Ann
Thorac Surg 2007;83:S835-S841.
Von
Kodolitsch Y, Csösz SK, Koschyk DH, et al. Intramural hematoma of the aorta:
predictors of progression to dissection and rupture. Circulation 2003;107:1158-1163.
Comments
Post a Comment