Skip to main content

Jurnal Karsinoma nasofaringeal



Review
Karsinoma nasofaringeal
Bernadette Brennan
Orphanet Journal of Rare Diseases 2006, 1:23

Abstrak
Karsinoma nasofaringeal (NPC) merupakan tumor yang berasal dari sel epitel yang menutupi permukaan dan garis nasofaring. Insiden tahunan NPC di Inggris yaitu 0.3 per juta penduduk usia 0-14 tahun setiap tahunnya, dan 1 sampai 2 per juta penduduk usia 15 -19 tahun. Insiden lebih tinggi pada populasi China dan Tunisia. Meskipun jarang, NPC terhitung sekitar sepertiga dari neoplasma nasofaringeal masa kanak-kanak. Klasifikasi tiga subtipe NPC yang diakui oleh World Health Organization (WHO): 1) karsinoma sel skuamous, biasanya ditemykan pada populasi dewasa yang lebih tua; 2) karsinoma non-keratinisasi; 3) karsinoma undiferensiasi. Tumor dapat meluas ke dalam atau ke luar dari nasofaring sampai ke dinding lateral lain dan/atau posterusuperior dari basis cranial atau palatum, kavitas nasal atau orofaring. Ini kemudian biasanya akan metastasis ke nodus limfa servikal. Limfadenopati servikal merupakan gejala awal pada banyak pasien, dan diagnosis NPC sering dibuat melalui biopsy nodus limfa. Gejala yang berhubungan dengan tumor primer termasuk trismus, nyeri, otitis media, regurgitasi nasal akibat paresis palatum mole (soft palatum), hilang pendengaran dan kelumpuhan saraf cranial. Pertumbuhan yang lebih besar dapat menyebabkan obstruksi nasal atau pendarahan dan “nasal twang”. Faktor etiologi termasuk virus Epstein-Barr (EBV), suspektibilitas genetic dan konsumsi makanan dengan karsinogen yang memungkinkan—nitrosamine volatile. Jadwal terapi yang direkomendasi terdiri dari tiga jalur yaitu kemoterapi neoadjuvant, iradiasi, dan terapi interferon (IFN)-beta adjuvant.
Definisi
Kanker nasofaring (NPC) merupakan tumor yang berasal dari sel epitel yang menutupi permukaan dan garis nasofaring. NPC pertama kali disebutkan sebagai entitas terpisah oleh Regaud dan Schmincke pada tahun 1921. Sekitar sepertiga dari karsinoma nasofaring tipe undiferensiasi yang didiagnosis pada remaja atau orang dewasa muda. Meskipun jarang, NPC menyumbang sepertiga dari neoplasma nasofaringeal masa kanak-kanak (data dari Amerika Serikat).

Epidemiologi
Insidensi tahunan NPC di Inggris adalah 0,25 per juta penduduk (umur standar, usia 0-14 tahun), 0,1 per juta penduduk pada usia 0-9 tahun dan 0.8 per juta pada usia 10-14 tahun. Tampaknya masuk akal untuk mengasumsikan, pada basis data register kanker Inggris dan Wales bahwa setidaknya 80% dari kanker nasofaring pada usia 15 – 19 tahun merupakan karsinoma. Hal ini menunjukkan insidensi 1-2 per juta penduduk untuk NPC pada usia 15 – 19 tahun.
Dibandingkan dengan negara lain, insidensi di Inggris termasuk rendah. Secara khusus, di Tunisia insidensi relatif tinggi. Di bagian selatan Cina, Asia Tenggara, Mediterania basin dan Alaska insiden NPC termasuk cukup tinggi; Insidensi 2 per juta NPC di Cina telah dilaporkan. Di negara lain, misalnya di India, insidensi sebanding dengan di Inggris pada 0.9 per juta. Selain itu, lebih muda usia puncak pada dekade kedua yang ditemui di India, juga ditemukan di Inggris.
Etiologi
NPC adalah kanker epitel paling umum pada orang dewasa. Deteksi antigen nuklear yang terkait dengan virus Epstein - Barr (EBNA) dan DNA virus di NPC tipe 2 dan 3, telah mengungkapkan bahwa EBV dapat menginfeksi sel epitel dan berkaitan dengan transformasi mereka. Etiologi NPC (terutama bentuk endemik) tampaknya mengikuti proses multi-step, di mana EBV, latar belakang etnis, dan karsinogen lingkungan semua tampaknya memainkan peran penting.
Lo et al. menunjukkan bahwa DNA EBV terdeteksi dalam 96% sampel plasma pasien dengan NPC non-keratinizing, dibandingkan dengan hanya 7% pada kelompok kontrol. Lebih penting lagi, tingkat DNA EBV sepertinya berhubungan dengan respon terapi dan mereka dapat memprediksi kekambuhan penyakit, menyarankan bahwa mereka mungkin merupakan indikator independen dari prognosis.
Pada orang dewasa, faktor-faktor etiologi lain mungkin termasuk kerentanan genetik, konsumsi makanan (khususnya ikan asin) yang mengandung karsinogenik nitrosamin volatile, dan seperti pada anak-anak, EBV.


Manifestasi klinis
NPC biasanya berasal dari dinding lateral nasofaring, yang mencakup fosa Rosenmuller. Hal ini kemudian dapat meluas ke dalam atau ke keluar dari nasofaring ke dinding lateral lain dan/atau posterosuperior ke basis kranial atau palatum, kavitas nasal atau orofaring. Kemudian biasanya bermetastasis ke nodus limfa servikal. Metastasis ke tempat jauh dapat terjadi pada tulang, paru-paru, mediastinum dan, lebih jarang lagi ke hepar.
Limfadenopati servikal adalah manifestasi awal pada banyak pasien, dan diagnosis NPC sering dibuat melalui biopsy nodus limfa. Gejala yang berkaitan dengan tumor primer termasuk trismus, nyeri, otitis media, regurgitasi nasal akibat paresis palatum mole (soft palate), kehilangan pendengaran dan kelumpuhan saraf cranial. Pertumbuhan yang lebih besar dapat menyebabkan obstruksi nasal atau perdarahan dan "nasal twang". Penyebaran metastasis dapat mengakibatkan nyeri tulang atau disfungsi organ. Meski jarang, sindrom paraneoplastik dari osteoarthropathy dapat terjadi pada penyakit yang menyebar luas.
Histopatologi
Tiga NPC yang diakui dalam klasifikasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO):
• Tipe 1: karsinoma sel skuamosa, biasanya ditemukan dalam populasi orang dewasa yang lebih tua
• Tipe 2: karsinoma non-keratinizing
• Tipe 3: karsinoma undifferentiated

Kebanyakan kasus pada masa kanak-kanak dan remaja adalah tipe 3, dan beberapa kasus tipe 2. Tipe 2 dan 3 terkait dengan peningkatan titer virus Epstein - Barr, tapi tidak pada tipe 1. Modifikasi Cologne skema WHO oleh Krueger dan Wustrow  termasuk derajat infiltrasi limfoid. Jenis 2 dan 3 dapat disertai oleh infiltrasi inflamasi limfosit, sel plasma dan eosinofil yang banyak, yang memunculkan istilah lymphoepithelioma. Dua pola histologis yang dapat terjadi yaitu: jenis Regaud, dengan kumpulan sel-sel epitel yang dikelilingi oleh limfosit dan jaringan ikat, dan jenis Schmincke, di mana sel-sel tumor yang didistribusikan bersifat difus dan berbaur dengan sel-sel inflamasi.Kedua pola mungkin hadir pada tumor yang sama.

Metode diagnostik
Metode diagnostik mencakup:
1. Evaluasi klinis ukuran dan lokasi dari nodus limfa servikal.
2. Nasopharyngoscopy tidak langsung untuk menilai tumor primer.
3. Pemeriksaan neurologis saraf kranial.
4. Scan kepala dan servikal dengan computed tomography (CT)/magnetic resonance imaging (MRI) hingga ke bawah klavikula untuk menilai erosi basis kranial.
5. Radioterapi thoraks (anteroposterior dan lateral) untuk melihat jika NPC telah menyebar ke paru-paru.
6. Skintigrafi tulang dengan Tc 99 diphosphonate untuk menunjukkan apakah kanker telah menyebar hingga ke tulang.
7. Pemeriksaan darah lengkap.
8. Ureum, elektrolit, Kreatinin, fungsi hati, Ca, PO4, fosfat alkali.
9. Antigen kapsid virus EBV dan DNA EBV.
10. Biopsi baik dari nodus limfa atau tumor primer untuk pemeriksaan histologis.
Stadium
Tumor, nodus, klasifikasi metastasis (TNM) American Joint Committee on Cancer – edisi keenam (Tabel 1) biasanya digunakan untuk menentukan stadium tumor (Tabel 2). Klasifikasi TNM terbaru ini turut memperhitungkan modifikasi Ho untuk NPC, yang memanfaatkan pentingnya prognostik pada nodus yang terkena ke servikal yang lebih rendah dan area supraclavicular.

Tabel 1: Tumor, nodus, klasifikasi metastasis (TNM) American Joint Committee on Cancer
Tumor primer (T)

TX
TO
Tis

Nasofaring
T1
T2
·         T2a
·         T2b
T3
T4
Tumor primer tidak dapat diperiksa
Tidak ada bukti tumor primer
Karsinoma in situ


Tumor menetap di nasofaring
Tumor meluas ke jaringan lunak orofaring dan/atau fossa nasal
·         Tanpa ekstensi ke parafaringeal
·         Dengan ekstensi ke parafaringeal
Tumor menyerang stuktur tulang dan/atau sinus paranasal
Tumor dengan ekstensi intrakranial dan/atau keterlibatan saraf kranial, fossa infratemporal, hipofaring, atau orbit, atau ruang masticator

Nodus Limfa Regional (N): Nasofaring
Distribusi penyebaran nodus limfa regional dari kanker nasofaring, khususnya tipe undifferentiated, berbeda daripada kanker kepala dan mukosa servikal dan membenarkan penggunaan skema klasifikasi N yang berbeda. Pada anak-anak ini tidak memiliki pengaruh prognostik.
NX
N0
N1

N2

N3
·         N3a
·         N3b
Metastasis jauh (M)
MX
M0
M1
Nodus limfa regional tidak dapat diperiksa
Tidak ada metastasis nodus limfa regional
Metastasis unilateral pada nodus limfa, 6 cm atau kurang pada dimensi yang lebih besar, di atas fossa supraklavikular
Metastasis bilateral pada nodus limfa, 6 cm atau kurang pada dimensi yang lebih besar, di atas fossa supraklavikular
Metastasis nodus limfa
·         Lebih besar daripada 6 cm di dimensi
·         Ekstensi fossa supraklavikular

Metastasis jauh tidak dapat diperiksa
Tidak ada metastasis jauh
Metastasis jauh





Tabel 2: Kelompok stadium
Stadium 0
Tis
N0
M0
Stadium I
Stadium IIA
Stadium IIB



Stadium III



Stadium IVA


Stadium IVB
Stadium IVC
T1
T2a
T1
T2
T2a
T2b
T1
T2a
T2b
T3
T4
T4
T4
T apa saja
T apa saja
N0
N0
N1
N1
N1
N1
N2
N2
N2
N0
N0
N1
N2
N3
N apa saja

       M0
M0
M0
M0
M0
M0
M0
M0
M0
M0
M0
M0
M0
M0
M1

Terapi
Operasi bedah
Oleh karena posisi anatomis dari NPC dan kecenderungannya manifestasi klinik dengan metastasis nodus limfa, maka tidak dianjurkan melakukan operasi bedah untuk kontrol lokal. Biopsi nodus limfa yang terlibat merupakan prosedur operasi yang biasanya. Tumor primer nasofaringeal jarang dilakukan biopsi.
Kemoterapi
Beberapa faktor diperhitungkan dalam memutuskan regimen kemoterapi.
Pertama, keefektifan: gambaran untuk kesembuhan penyakit mirip dengan kebanyakan serial kemoterapi kecil tapi terapi biasanya melibatkan radioterapi dosis yang cukup tinggi pada nasofaring—60 sampai 65 Gy. Meskipun begitu, hasil yang paling menjanjikan dengan update terbaru, yaitu diperoleh menggunakan protokol Mertens NPC-91-GPOH (Society of Pediatric Oncology and Hematology). Protokol ini harus dianggap sebagai terapi terbaik saat ini. Uniknya, protocol NPC-91-GPOH termasuk imunoterapi dengan interferon-beta setelah kemoterapi dan radioterapi, yang dapat menjelaskan kelebihan hasil yang didapatkan dibandingkan regimen tanpa terapi interferon.
Kedua, efek lanjutan: dalam istilah kemoterapi, regimen Manchester—doxorubicin, methotrexate dan cyclophosphamide—akan memproduksi infertilitas pada anak-anak (total dosis cyclophosphamide 12 gm/m2) dan toksisitas anthracycline (total dosis doxorubicin 360 mg/m2). Protokol NPC-91-GPOH mungkin memproduksi sebagian infertilitas pada anak laki-laki yang lebih tua tapi dosis total cisplatinum hanya 300 mg/m2. Selebihnya lagi, insidensi toksisitas renal harus relative rendah tapi toksisitas auditori harus lebih tinggi karena efek tambahan iradiasi pada apparatus auditori. Derajat disfungsi kelenjar hipofisis (pituitary) tentu bergantung terhadap lapangan radioterapi dan, secara potensial, pada dosis radioterapi tapi sebagian derajat hipopituarism telah diduga. Lebih lanjut lagi, iradiasi pada servikal dapat menyebabkan hipotiroid untuk mayoritas pasien dan iradiasi ke orofaring akan menghasilkan xerostomia dan menghasilkan gangguan pertumbuhan gigi. Gangguan yang terakhir dapat dihilangkan dengan amifostine seperti yang ditunjukkan pada penelitian orang dewasa.
Radioterapi
Meskipun terapi dengan radioterapi dapat mengontrol tumor primer, ini tidak dapat mencegah adanya metastasis yang meluas.
Radioterapi diberkan dengan alat megavoltase setelah kemoterapi awal. Dosis maksimum 45 Gy diberikan pada volume target klinis, yang berupa margin 1 cm di deteksi dengan MRI pada tempat primer, dan lebih rendah dari klavikula termasuk nodus limfa. Terapi diberikan dalam dua fase:
·         Fase 1—pasangan parallel (kebanyakan lateral kecuali tumor meluas kea rah anterior diantara kedua mata). Mata, otak dan batang otak dilindungi sebisa mungkin. Dosis mid-plane yaitu 30 Gy pada 15 fraksi yang diberikan.
·         Fase II—pasangan parallel lateral atau teknik tiga-lapangan pandang yang digunakan untuk tempat primer, memberikan 15 pada tujuh fraksi ke volume target klinis dengan marin 1 cm. Batang otak dan mata harus dilindungi. Tumpa tindih apa saja dengan lapangan pandang servikal harus dilindungi. Mencocokkan lapangan pandang nodus servikal anterior harus digunakan untuk memberikan dosis subkutan yang maksimum 15 Gy pada tujuh fraksi. Korda spinalis harus dilindungi pada lapangan pandang ini. Prosedur untuk radioterapi ini digunakan di Manchester, tapi telah diketahui bahwa dosis yang lebih tinggi mungkin digunakan pada sebagian pusat, kemungkinan totalnya sekitar 60 Gy dari volume tumor. Pada penelitian GPOH saat ini, pasien yang dalam remisi total (CR) setelah tiga perjalanan kemoterapi, akan menerima dosis radioterapi yang dikurangi menjadi 54 Gy daripada 59 Gy.
Rekomendasi
Protokol GPOH saat ini NPC-2003-GPOH, pasien risiko rendah dengan tumor stadium I dan II hanya menerima radioterapi saja, kemudian diikuti oleh 105 μg/Kg interferon beta tambahan li(IFNbeta), melalui intravena (i.v) tiga kali seminggu selama 6 bulan. Pasien risiko tinggi menerima cisplatinum (100 mg/m2 setiap 6 jam untuk total 6 dosis) juga 5-fluorouracil (1000 mg/m2 per hari dari hari kedua untuk 5 hari) sebagai infus kontinu. Mereka menerima tiga perjalanan kemoterapi setiap 21 hari atau pemulihan pemeriksaan darah lengkap, diikuti dengan iradiasi dan IFNbeta pada pasien risiko rendah. Methotrexate tidak digunakan karena mukositis berat. Pasien pada CR setelah tiga perjalanan kemoterapi akan menerima cisplatinum bersamaan (20 mg/m2/hari untuk 3 hari dengan radioterapi untuk dua perjalanan).
Faktor prognostik
Manifestasi klinis dengan limfadenomegalia menunjukkan bahwa penyakit telah menyebar diatas tempat primer. Meskipun begitu, pada masa kanak-kanak adanya penyakit metastasis di nodus linfa servikal sebagai diagnosis tidak terlalu mempengaruhi efek prognosis. Faktor yang berhubungan dengan prognosis jelek yaitu adanya keterlibatan basis cranial, luas tumor primer dan keterlibatan saraf cranial.
Pertanyaan yang belum terjawab
1.      Apa dosis optimum radioterapi?
2.      Apakah eksklusi interferon dari terapi akan menghasilkan hasil yang serupa?
3.      Hubungan antara efek lanjutan dan dosis radioterapi harus diteliti lebih lanjut, begitu pula dengan sifat yang jelas dan insidensi efek lanjutan.

Comments

Popular posts from this blog

Pidato Bahasa Inggris Singkat Pramuka: Scout is Always Ahead

KLIK DISINI UNTUK DOWNLOAD FILE WORD “ Scout is Always Ahead” Assalamu’alaikumWr. Wb. Good Morning / afternoon / evening. (liat situasi) The honorable jud g es, and my beloved friends. First of all, lets pray and thanks to our God ALLAH SWT the creator of everything in this universe for giving us a chance to gather in this place. Secondly, may peace and solutation always be given to our beloved prophet Muhammad SAW who has guided us from the darkness to the brightness, from jahiliyah era to the Islamiyah era namely Islamic religion that we love. Thanks for the opportunity that you given to me. In this good occasion, I would like to give a short speech about ‘ Scout is Always Ahead ’. Let us interpret the deeper that scouts should be at the forefront of every life as a pioneer and role model.   Do not even run away and hide if problems come off. We know, today's younger generation is more likely to run away from the problem and avoid the challen

GANGGUAN PERKEMBANGAN MOTORIK PADA ANAK

BAB I PENDAHULUAN A.        Latar Belakang Seorang anak dapat mengalami keterlambatan perkembangan di hanya satu ranah perkembangan saja, atau dapat pula di lebih dari satu ranah perkembangan.Keterlambatan perkembangan umum atau global developmental delay merupakan keadaan keterlambatan perkembangan yang bermakna pada dua atau lebih ranah perkembangan.Secara garis besar, ranah perkembangan anak terdiri atas motor kasar, motor halus, bahasa / bicara, dan personal sosial / kemandirian.Sekitar 5 hingga 10% anak diperkirakan mengalami keterlambatan perkembangan. Data angka kejadian keterlambatan perkembangan umum belum diketahui dengan pasti, namun diperkirakan sekitar 1-3% anak di bawah usia 5 tahun mengalami keterlambatan perkembangan umum. 1 Gangguan koordinasi motorik diketahui diderita 1 dari 20 anak usia sekolah. Ciri utamanya adalah gangguan perkembangan motorik, terutama motorik halus.Sebenarnya gangguan ini mengenai motorik kasar dan motorik halus, tetapi yang sanga

Pidato Bahasa Inggris Singkat Pramuka “The Importance of Scouts Education to Build Nation’s Character”

  “ The Importance of Scouts Education to Build Nation’s Character ” Assalamu’alaikum Wr. Wb. Good Morning. The honorable judges, and my beloved friends. First of all, lets pray and thanks to our God ALLAH SWT the creator of everything in this universe for giving us a chance to gather in this place. Secondly, may peace and solutation always be given to our beloved prophet Muhammad SAW who has guided us from the darkness to the brightness, from jahiliyah era to the Islamiyah era namely Islamic religion that we love. Thanks for the opportunity that has been given to me. In this occasion, I would like to give a short speech about “ The Importance of Scouts Education to Build Nation’s Character ”. Ladies and gentlemans, As we all know, scouts is the only organization that has assigned scouting education for children and young people of Indonesia. It was formed by merging nearly sixty scouting organizations with intentions to be a foundation of the nation’s unity

Sirkuit Kortikal-Ganglia Basalis-Thalamus

BAB I PENDAHULUAN Ganglia basalis yang mengatur kontrol motorik juga terlibat dalam banyak neuronal pathways seperti fungsi emosional, motivasional, assosiatif, dan juga fungsi kognitif. 1 Hubungan antara ganglia basalis dan regio korteks cerebri memperbolehkan koneksi-koneksi yang diorganisasikan menjadi sirkuit tersendiri. Aktivitas neuronal didalam ganglia basalis berhubungan dengan area motorik korteks cerebri dan   parameter pergerakan. 2 Sirkuit kortikal-ganglia basalis-thalamus menjaga organisasi somatotopik neuron yang berhubungan dengan gerakan. Sirkuit ini memperlihatkan subdivisi fungsional dari sirkuit okulomotor, prefrontal dan sirkuit cingulate, yang memainkan peran penting dalam atensi, pembelajaran dan potensiasi aturan behaviour-guiding . Keterlibatan ganglia basalis berhubungan dengan gerakan involunter dan stereotipe atau penghentian gerakan tanpa keterlibatan dari fungsi motorik volunter, seperti pada penyakit Parkinson, penyakit Wilson, progressive supr

Eighth Joint National Committee (JNC 8)

Review: Eighth Joint National Committee (JNC 8) Guideline berbasis bukti untuk manajemen tekanan darah tinggi pada orang dewasa 2014 Hipertensi merupakan kondisi umum yang paling sering ditemukan pada pusat kesehatan primer dan mengarah pada infark miokard, stroke, gagal ginjal, dan kematian bila tidak dideteksi dini dan diterapi secara tepat. Pasien ingin diyakinkan bahwa terapi tekanan darah akan mengurangi beban penyakitnya, sementara dokter menginginkan petunjuk pada manajemen hipertensi menggunakan bukti scientific terbaik. Laporan ini menggunakan pendekatan berbasis bukti yang teliti untuk rekomendasi ambang batas ( threshold ) terapi, target, dan obat-obatan dalam manajemen hipertensi pada orang dewasa. Bukti diambil dari randomized controlled trials , yang mewakili gold standard untuk menentukan efisiensi dan efektivitas. Kualitas bukti dan rekomendasi dinilai berdasarkan efeknya pada hasil yang signifikan. Untuk download file microsoft word yang lebih lengka

Pidato bahasa inggris singkat : National Examination as a dreams destroyer

Speech “National Examinations as dreams destroyer” Good Morning. The honorable teachers, and my beloved friends. Thanks for the opportunity that you given to me. In this chance, I would like to deliver a speech with tittle “ National examination as dreams destroyer”. Ladies and gentlemans, National examination is less than two weeks from now. But there’s always a controversial about that. The big question is “what for?” Do we need a national examination to improve the quality of education? Let’s check it out. For the government, a standardized national test means to control the quality of the schools, so that in the future, all schools in this country can meet the minimum demand of the national standard. This year the passing grade for the national examination is 4.25 of 10 (last year 4.01). For the school, the national examination will determine their prestige on the national stage. For the teachers, the national examination requires them no skills but drilling. For the st

LAPORAN DISKUSI KELOMPOK TUTORIAL MODUL GANGGUAN HAID: DISMENORE (NYERI HAID)

LAPORAN DISKUSI KELOMPOK TUTORIAL  MODUL GANGGUAN HAID: DISMENORE (NYERI HAID) Klik disini untuk download file microsoft word. BAB I PENDAHULUAN             Haid atau menstruasi adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus disertai pelepasan endometrium (Prawirohardjo, 1999). Menurut Fitria (2007), haid atau menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan perdarahan dan terjadi berulang setiap bulan kecuali pada saat kehamilan. Menstruasi merupakan masa reproduktif pada kehidupan seorang wanita, dimulai dari menarche sampai terjadinya menopause. Menstruasi atau haid adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Periode ini penting dalam reproduksi, pada manusia biasanya terjadi setiap bulan antara usia pubertas dan menopause.             Kelainan-kelainan siklus menstruasi antara lain adalah: Amenore, Dismenore, Menorrhagia, dan PMS. Pada laporan ini kelompo

Patofisiologi pembentukan plaque pada aterosklerosis

Pendahuluan Penyakit kardiovaskular (Cardiovascular disesae/CVD) merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas, terutama di negara-negara Barat baru kemudian stroke. Tapi, gejala ini juga mulai nampak di negara-negara berkembang. Mayoritas penyakit kardiovaskular dan stroke terjadi karena komplikasi atherosklerosis. Selama lebih dari 150 tahun, berbagai usaha dilakukan untuk menjelaskan kejadian kompleks di balik terjadinya aterosklerosis. Dan, salah satu hipotesis cukup kuat adalah terjadinya oksidasi yang ikut andil dalam proses aterosklerosis. 1 Data epidemiologi menunjukkan dengan jelas bahwa pada sebagian populasi masyarakat terdapat fenomena peningkatan kadar lipid, yang dikaitkan dengan peningkatan penyakit kardiovaskular dan mortalitas (kematian). Kebanyakan negara maju berhasil menurunkan resiko kardiovaskular melalui promosi kesehatan sehingga terjadi perubahan gaya hidup. Di Indonesia sendiri belum ada data mengenai hal ini. 1 Pengaturan diet makanan saja sebenar

ASD (Atrial Septal Defek)

DEFINISI Atrial Septal Defect (ASD) adalah terdapatnya hubungan antara atrium kanan dengan atrium kiri yang tidak ditutup oleh katup ( Markum, 1991). ASD adalah defek pada sekat yang memisahkan atrium kiri dan kanan. (Sudigdo Sastroasmoro, 1994). ASD adalah penyakit jantung bawaan berupa lubang (defek) pada septum interatrial (sekat antar serambi) yang terjadi karena kegagalan fungsi septum interatrial semasa janin. Defek Septum Atrium (ASD, Atrial Septal Defect) adalah suatu lubang pada dinding (septum) yang memisahkan jantung bagian atas (atrium kiri dan atrium kanan). Kelainan jantung ini mirip seperti VSD, tetapi letak kebocoran di septum antara serambi kiri dan kanan. Kelainan ini menimbulkan keluhan yang lebih ringan dibanding VSD. Atrial Septal Defect adalah adanya hubungan (lubang) abnormal pada sekat yang memisahkan atrium kanan dan atrium kiri. Kelainan jantung bawaan yang memerlukan pembedahan jantung terbuka adalah defek sekat atrium. Defek sekat atrium adalah hu