Skip to main content

PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KONTRASEPSI DI BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI BLU RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO

Untuk Download file PDF klik link berikut: Download Jurnal PDF.
Artikel ini sebelumnya telah dimuat pada Jurnal E-Clinic Unsrat.



PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KONTRASEPSI

DI BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI BLU RSUP

PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO







1Sitti Sakamole

2Freddy Wagey

3Maria Loho





Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado

Email: ***********@ymail.com





Abstract: The high population growth rate, maternal mortality problem, and the low number of new family planning participants led to important need of contraceptive knowledge. Pregnant women as those who have an interest to use postpartum contraception are expected to have good contraceptive knowledge that can increase the effectiveness of contraceptive use and avoid high-risk pregnancies. This research used an analytic survey method with a cross sectional study through questionnaire. Only half  respondents had a good contraceptive knowledge. There is no relationship between the age of pregnant women and the contraceptive knowledge. There is a relationship between the education of pregnant women and the contraceptive knowledge. There is a relationship between the job of pregnant women and the contraceptive knowledge. Most pregnant women whose have good contraceptive knowledge is pregnant women with age more than 35 years, high school educated and working.

Keywords: pregnant women, contraception, contraceptive knowledge





Abstrak: Angka pertumbuhan penduduk yang tinggi, kematian maternal dan rendahnya jumlah peserta KB baru menyebabkan pengetahuan mengenai kontrasepsi penting untuk diketahui. Ibu hamil sebagai pihak yang memiliki kepentingan untuk menggunakan alat kontrasepsi pascapersalinan diharapkan memiliki pengetahuan yang baik mengenai kontrasepsi sehingga efektivitas penggunaan kontrasepsi bisa meningkat dan menghindari kehamilan resiko tinggi. Penelitian ini menggunakan metode survei analitik dengan studi cross sectional melalui kuesioner. Hasil penelitian yaitu hanya setengah responden yang memiliki pengetahuan baik tentang kontrasepsi. Tidak ada hubungan antara usia ibu hamil dan pengetahuan tentang kontrasepsi. Ada hubungan antara pendidikan dan pengetahuan tentang kontrasepsi. Ada hubungan antara pekerjaan dan pengetahuan tentang kontrasepsi. Ibu hamil yang paling banyak memiliki pengetahuan baik tentang kontrasepsi adalah ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun, berpendidikan SMA dan bekerja.

Kata kunci: ibu hamil, kontrasepsi, pengetahuan kontrasepsi






Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010 diketahui bahwa pertumbuhan penduduk melebihi proyeksi nasional yaitu sebesar 237,6 juta jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk (LPP) 1,49% per tahun.1 Jumlah penduduk yang besar tanpa disertai dengan kualitas yang memadai, justru menjadi beban pembangunan dan menyulitkan pemerintah dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan nasional.2 Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas.3

Kematian maternal juga merupakan masalah besar.  Di Indonesia angka kematian maternal sebesar yaitu 390/100.000 persalinan.4 Proses reproduksi yang berlangsung terlalu giat, terlalu dini, terlalu banyak dan terlalu rapat, yang umumnya berhubungan dengan kemiskinan, ketidaktahuan dan kebodohan di duga erat menjadi penyebab angka kematian ibu yang tinggi ini.5 KB merupakan salah satu dari 4 pilar safe motherhood sebagai upaya dalam menurunkan angka kematian maternal ini.6

Berdasarkan laporan hasil pelayanan kontrasepsi bulan juli 2013 dari BKKBN peserta KB baru nasional mencapai 4.856.618 peserta, dan pencapaian peserta KB Baru di Provinsi Sulawesi Utara baru mencapai 18,02%.7 Berdasarkan dari uraian di atas mengenai tingginya angka pertumbuhan penduduk yang tinggi, kematian maternal serta jumlah peserta KB baru yang rendah menyebabkan pengetahuan mengenai kontrasepsi dipandang penting untuk diketahui.





METODE

Penelitian ini menggunakan metode survei analitik dengan studi cross sectional melalui kuesioner. Subjek penelitian yaitu semua ibu hamil yang melakukan pemeriksaan antenatal di  bagian Obstetri dan Ginekologi BLU RSUP Prof. DR. R. D. Kandou Manado pada bulan Desember 2013. Penelitian dilakukan selama bulan Desember 2013 di ruang tunggu Poliklinik Obstetri dan Ginekologi BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Variabel penelitian adalah pengetahuan ibu hamil tentang kontrasepsi, usia, pendidikan dan pekerjaan.





HASIL

Dari seluruh ibu yang melakukan pemeriksaan antenatal di bagian Obstetri dan Ginekologi pada bulan Desember 2013 diambil secara acak 50 orang responden sebagai subjek penelitian.

Pada variabel usia, pendidikan dan pekerjaan sesuai Tabel 1 didapatkan bahwa ibu hamil yang melakukan pemeriksaan antenatal paling banyak berada pada usia lebih dari 35 tahun, berpendidikan tamat SMA dan tidak bekerja.





Tabel 1. Karakteristik Responden

Usia
Jumlah
%
<20 tahun
2
4
20-25 tahun
13
26
26-30 tahun
8
16
31-35 tahun
10
20
>35 tahun
17
34
Pendidikan


Tidak Tamat SD
0
0
Tamat SD
3
6
Tamat SMP
12
24
Tamat SMA
23
46
Mahasiswa
0
0
Akademik/D3
3
6
Perguruan Tinggi (S1/S2/S3)
9
18
Pekerjaan


Bekerja
18
36
Tidak Bekerja
32
64
Total
50
100





Pada penelitian ini dilihat juga pilihan kontrasepsi yang digunakan ibu sebelum hamil. Kontrasepsi yang paling banyak digunakan yaitu Suntik KB sebanyak 20 orang  dari total responden (Tabel 2).





Tabel 2. Pilihan Kontrasepsi

Pilihan Kontrasepsi
Jumlah
%
Implant
4
8
Pil KB
12
24
Suntik KB
20
40
Kondom
2
4
IUD
1
2
Tidak memakai KB
11
22
Total
50
100





Dari total 50 orang responden didapatkan hasil bahwa hanya setengah yang memiliki pengetahuan baik tentang kontrasepsi (Tabel 3).





Tabel 3. Pengetahuan Kontrasepsi

Pengetahuan Kontrasepsi
Jumlah
%
Baik
25
50
Cukup
16
32
Kurang
9
18
Total
50
100





Hasil uji analisis Chi-Square variabel usia dan pengetahuan ibu hamil tentang kontrasepsi diperoleh nilai p = 0,527 (p > 0,05). Hal ini menunjukkan tidak ada hubungan antara usia dan pengetahuan ibu hamil tentang kontrasepsi. Uji analisis chi-square untuk variabel pendidikan dan pengetahuan ibu hamil tentang kontrasepsi diperoleh nilai p = 0,029 (p < 0,05). Hal ini menunjukkan ada hubungan antara pendidikan dan pengetahuan ibu hamil tentang kontrasepsi. Uji analisis Chi-Square untuk variabel pekerjaan dan pengetahuan ibu hamil tentang kontrasepsi diperoleh nilai p = 0,012 (p < 0,05). Hal ini menunjukkan ada hubungan antara perkerjaan dan pengetahuan ibu hamil tentang kontrasepsi.





BAHASAN

Umur ibu antara 20-35 tahun merupakan usia kehamilan dan kelahiran yang terbaik.8 Pada Tabel 1, usia responden terbanyak yaitu > 35 tahun sebanyak 17 orang (34%), namun bila ditotalkan seluruh jumlah ibu hamil yang berada di antara usia 20-35 tahun maka terdapat sebanyak 31 orang (62%) yang memenuhi usia produktif terbaik untuk mengandung dan melahirkan.

Pendidikan responden terbanyak adalah tamat SMA. Hal ini sesuai dengan teori menurut Notoadmodjo (2007) bahwa pendidikan mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu semakin tinggi pendidikan maka ia akan mudah menerima hal-hal baru dan mudah menyesuaikan dengan hal yang baru tersebut.9 Pendidikan responden yang cukup mempermudah responden untuk menerima informasi.

Sebagian besar responden memilih tidak bekerja dan merupakan ibu rumah tangga. Menurut Dewi dan Wawan (2011), pekerjaan merupakan salah satu faktor internal yang mempengaruhi pengetahuan seseorang.10 Namun hal ini harus dilihat juga dari sisi pekerjaan suami, walapun ibu tidak bekerja tapi jika suaminya bekerja maka pendapatan keluarga juga akan meningkat dan berpengaruh pada pendidikan dan pengetahuan dari ibu tersebut.

Metode kontrasepsi yang paling banyak digunakan responden sebelum hamil yaitu suntik KB (Tabel 2). Hal ini sesuai dengan hasil pelayanan peserta KB baru secara nasional pada bulan Juli 2013 dimana peserta suntik KB adalah yang terbanyak.7 Hal yang menarik pada tabel ini yaitu responden yang memilih tidak memakai KB cukup banyak (22%). Berdasarkan hasil wawancara dengan para responden tersebut mereka memilih tidak menggunakan kontrasepsi dengan berbagai alasan antara lain takut dengan efek samping yang bisa ditimbulkan, kurang subur, menganggap dirinya sudah tidak akan hamil lagi karena usia sudah lebih dari 40 tahun kemudian tiba-tiba hamil karena tidak memakai kontrasepsi, dan kebanyakan dari responden memang berencana ingin hamil anak pertama setelah menikah sehingga tidak menggunakan kontrasepsi.

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.11 Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa hanya setengah responden yang memiliki pengetahuan baik tentang kontrasepsi. Hal ini berarti penginderaan setengah responden terhadap objek dalam hal ini kontrasepsi sudah baik.

Berdasarkan hasil uji chi-square ditemukan bahwa tidak ada hubungan antara usia dengan pengetahuan ibu hamil tentang kontrasepsi (p = 0,527). Hal ini tidak sesuai dengan Wawan dan Dewi (2011) bahwa usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya akan semakin membaik.12 Perbedaan hasil yang didapatkan mungkin disebabkan oleh jumlah sampel yang terbatas dan banyak faktor lain yang juga ikut mempengaruhi tinggi rendahnya pengetahuan seseorang.

Berdasarkan hasil uji chi-square ditemukan bahwa ada hubungan antara pendidikan dengan pengetahuan ibu hamil tentang kontrasepsi. Hal ini sesuai dengan Nursalam dan Pariani (2004) bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka semakin mudah menerima informasi sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya.13 Begitu pula dengan Irmayati (2007) bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain pendidikan, keterpaparan informasi, dan pengalaman. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin banyak ilmu dan pengetahuan yang didapatkan.2

Pekerjaan adaah sesuatu yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupan dan kehidupan keluarga.13 Hasil uji chi-square ditemukan bahwa ada hubungan antara pekerjaan dengan pengetahuan ibu hamil tentang kontrasepsi. Hal ini sesuai dengan Wawan dan Dewi (2011) bahwa pekerjaan berhubungan dengan sosial ekonomi seseorang dan sosial ekonomi seseorang berpengaruh kepada pengetahuan.12

Pada penelitian ini ditemukan bahwa yang paling banyak tahu tentang kontrasepsi dari total 25 responden yang memiliki pengetahuan baik adalah ibu hamil usia > 35 tahun, berpendidikan tamat SMA dan bekerja. Hal ini sudah sesuai dengan teori-teori pengetahuan yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa semakin besar usia, semakin tinggi pendidikan, dan memiliki pekerjaan maka akan semakin tinggi pula pengetahuannya.12-3





SIMPULAN

Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pendidikan dan pekerjaan berhubungan dengan pengetahuan ibu hamil tentang kontrasepsi sedangkan hasil statistik menunjukkan bahwa usia tidak memiliki hubungan dengan pengetahuan ibu hamil tentang kontrasepsi. Baru setengah dari responden yang memiliki pengetahuan baik tentang kontrasepsi dan yang paling tahu diantaranya memiliki karakteristik yaitu usia ibu diatas 35 tahun, berpendidikan SMA dan bekerja.





SARAN

Petugas kesehatan perlu mengadakan penyuluhan yang efektif dan memberi pengarahan kepada ibu hamil saat pemeriksaan antenatal terutama kepada ibu hamil dengan usia < 35 tahun, pendidikannya lebih rendah dari SMA dan tidak bekerja tentang metode kontrasepsi yang tersedia dan pentingnya menggunakan kontrasepsi pascapersalinan.





UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulisan artikel ini. Terima kasih atas dukungan, semangat dan do’anya.





DAFTAR PUSTAKA

1. Badan Pusat Statistik. Hasil Sensus Penduduk 2010: Data Agregat per Provinsi. Jakarta: Badan Pusat Statistik; 2010. p. 6-7, 10.

2.  Ninik P. Hubungan Tingkat Kepatuhan tentang Kontrasepsi Suntik dengan Kepatuhan Jadwal Penyuntikan di Rumah Bersalin An Nissa Surakarta [Skripsi]. [Surakarta]: Universitas Sebelas Maret; 2009.

3. UU No. 52 Tahun 1992 Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga [homepage on the internet]. Nodate [cited 2013 Oct 7]. Available from http://datahukum.pnri.go.id/index.php?option=com_phocadownload&view =category&download=1204:uu52tahun2009&id=21:tahun-2009&Itemid=27&start=40.

4. Manuaba I.G.B, Chandranita M, Fajar M. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta:  EGC; 2007.

5. Haryono R. Gangguan dan Penyulit pada Masa Kehamilan. [SumateraUtara]: Universitas Sumatera Utara; 2004.

6. Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo; 2010. p. 58.

7.  Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Hasil Pelaksanaan dan Sub Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Kontrasepsi Bulan Juli 2013. Jakarta: Direktorat Pelaporan dan Statistik BKKBN; 2013. p. 15, 43.

8.  Anwar M, Baziad A, Prabowo R. Ilmu Kandungan (Edisi ke-3): Kontrasepsi. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2011. p. 436.

9. Kusumastuti FA. Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap Seksual Pranikah Remaja [Skripsi]. [Surakarta]: Universitas Sebelas Maret; 2010.

10.  Nosaria G, Kirnantoro, Siti F. Effect of Health Education about Hypertension to Level of Knowledge about Hypertension Control in Elderly at Puskesmas Sigaluh 1 Banjarnegara [Skripsi]. [Yogjakarta]: University of Yogjakarta; 2012.

11. Sarampang Y. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Melahirkan dengan Pemberian MP-ASI di Bagian Obstetri dan Ginekologi BLU RSU Prof. R. D. Kandou Manado [Skripsi]. [Manado]: Universitas Samratulangi; 2013.

12. Octaviani C. Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Infeksi Luka Perineum di RSU Assalam Gemolong Sragen [Skripsi]. [Surakarta]: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Husada; 2012.

13. Kusumawati A. Tingkat Pengetahuan tentang Metode Kontrasepsi Vasektomi pada Pria Usia 35-40 tahun di Desa Babadan Kecamatan Karangdowo Kabupaten Klaten Tahun 2012. [Surakarta]: STIKES Kusuma Husada; 2012.


 


Comments

Popular posts from this blog

Pidato Bahasa Inggris Singkat Pramuka: Scout is Always Ahead

KLIK DISINI UNTUK DOWNLOAD FILE WORD “ Scout is Always Ahead” Assalamu’alaikumWr. Wb. Good Morning / afternoon / evening. (liat situasi) The honorable jud g es, and my beloved friends. First of all, lets pray and thanks to our God ALLAH SWT the creator of everything in this universe for giving us a chance to gather in this place. Secondly, may peace and solutation always be given to our beloved prophet Muhammad SAW who has guided us from the darkness to the brightness, from jahiliyah era to the Islamiyah era namely Islamic religion that we love. Thanks for the opportunity that you given to me. In this good occasion, I would like to give a short speech about ‘ Scout is Always Ahead ’. Let us interpret the deeper that scouts should be at the forefront of every life as a pioneer and role model.   Do not even run away and hide if problems come off. We know, today's younger generation is more likely to run away from the problem and avoid the challen

GANGGUAN PERKEMBANGAN MOTORIK PADA ANAK

BAB I PENDAHULUAN A.        Latar Belakang Seorang anak dapat mengalami keterlambatan perkembangan di hanya satu ranah perkembangan saja, atau dapat pula di lebih dari satu ranah perkembangan.Keterlambatan perkembangan umum atau global developmental delay merupakan keadaan keterlambatan perkembangan yang bermakna pada dua atau lebih ranah perkembangan.Secara garis besar, ranah perkembangan anak terdiri atas motor kasar, motor halus, bahasa / bicara, dan personal sosial / kemandirian.Sekitar 5 hingga 10% anak diperkirakan mengalami keterlambatan perkembangan. Data angka kejadian keterlambatan perkembangan umum belum diketahui dengan pasti, namun diperkirakan sekitar 1-3% anak di bawah usia 5 tahun mengalami keterlambatan perkembangan umum. 1 Gangguan koordinasi motorik diketahui diderita 1 dari 20 anak usia sekolah. Ciri utamanya adalah gangguan perkembangan motorik, terutama motorik halus.Sebenarnya gangguan ini mengenai motorik kasar dan motorik halus, tetapi yang sanga

Pidato Bahasa Inggris Singkat Pramuka “The Importance of Scouts Education to Build Nation’s Character”

  “ The Importance of Scouts Education to Build Nation’s Character ” Assalamu’alaikum Wr. Wb. Good Morning. The honorable judges, and my beloved friends. First of all, lets pray and thanks to our God ALLAH SWT the creator of everything in this universe for giving us a chance to gather in this place. Secondly, may peace and solutation always be given to our beloved prophet Muhammad SAW who has guided us from the darkness to the brightness, from jahiliyah era to the Islamiyah era namely Islamic religion that we love. Thanks for the opportunity that has been given to me. In this occasion, I would like to give a short speech about “ The Importance of Scouts Education to Build Nation’s Character ”. Ladies and gentlemans, As we all know, scouts is the only organization that has assigned scouting education for children and young people of Indonesia. It was formed by merging nearly sixty scouting organizations with intentions to be a foundation of the nation’s unity

Sirkuit Kortikal-Ganglia Basalis-Thalamus

BAB I PENDAHULUAN Ganglia basalis yang mengatur kontrol motorik juga terlibat dalam banyak neuronal pathways seperti fungsi emosional, motivasional, assosiatif, dan juga fungsi kognitif. 1 Hubungan antara ganglia basalis dan regio korteks cerebri memperbolehkan koneksi-koneksi yang diorganisasikan menjadi sirkuit tersendiri. Aktivitas neuronal didalam ganglia basalis berhubungan dengan area motorik korteks cerebri dan   parameter pergerakan. 2 Sirkuit kortikal-ganglia basalis-thalamus menjaga organisasi somatotopik neuron yang berhubungan dengan gerakan. Sirkuit ini memperlihatkan subdivisi fungsional dari sirkuit okulomotor, prefrontal dan sirkuit cingulate, yang memainkan peran penting dalam atensi, pembelajaran dan potensiasi aturan behaviour-guiding . Keterlibatan ganglia basalis berhubungan dengan gerakan involunter dan stereotipe atau penghentian gerakan tanpa keterlibatan dari fungsi motorik volunter, seperti pada penyakit Parkinson, penyakit Wilson, progressive supr

Eighth Joint National Committee (JNC 8)

Review: Eighth Joint National Committee (JNC 8) Guideline berbasis bukti untuk manajemen tekanan darah tinggi pada orang dewasa 2014 Hipertensi merupakan kondisi umum yang paling sering ditemukan pada pusat kesehatan primer dan mengarah pada infark miokard, stroke, gagal ginjal, dan kematian bila tidak dideteksi dini dan diterapi secara tepat. Pasien ingin diyakinkan bahwa terapi tekanan darah akan mengurangi beban penyakitnya, sementara dokter menginginkan petunjuk pada manajemen hipertensi menggunakan bukti scientific terbaik. Laporan ini menggunakan pendekatan berbasis bukti yang teliti untuk rekomendasi ambang batas ( threshold ) terapi, target, dan obat-obatan dalam manajemen hipertensi pada orang dewasa. Bukti diambil dari randomized controlled trials , yang mewakili gold standard untuk menentukan efisiensi dan efektivitas. Kualitas bukti dan rekomendasi dinilai berdasarkan efeknya pada hasil yang signifikan. Untuk download file microsoft word yang lebih lengka

Pidato bahasa inggris singkat : National Examination as a dreams destroyer

Speech “National Examinations as dreams destroyer” Good Morning. The honorable teachers, and my beloved friends. Thanks for the opportunity that you given to me. In this chance, I would like to deliver a speech with tittle “ National examination as dreams destroyer”. Ladies and gentlemans, National examination is less than two weeks from now. But there’s always a controversial about that. The big question is “what for?” Do we need a national examination to improve the quality of education? Let’s check it out. For the government, a standardized national test means to control the quality of the schools, so that in the future, all schools in this country can meet the minimum demand of the national standard. This year the passing grade for the national examination is 4.25 of 10 (last year 4.01). For the school, the national examination will determine their prestige on the national stage. For the teachers, the national examination requires them no skills but drilling. For the st

LAPORAN DISKUSI KELOMPOK TUTORIAL MODUL GANGGUAN HAID: DISMENORE (NYERI HAID)

LAPORAN DISKUSI KELOMPOK TUTORIAL  MODUL GANGGUAN HAID: DISMENORE (NYERI HAID) Klik disini untuk download file microsoft word. BAB I PENDAHULUAN             Haid atau menstruasi adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus disertai pelepasan endometrium (Prawirohardjo, 1999). Menurut Fitria (2007), haid atau menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan perdarahan dan terjadi berulang setiap bulan kecuali pada saat kehamilan. Menstruasi merupakan masa reproduktif pada kehidupan seorang wanita, dimulai dari menarche sampai terjadinya menopause. Menstruasi atau haid adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Periode ini penting dalam reproduksi, pada manusia biasanya terjadi setiap bulan antara usia pubertas dan menopause.             Kelainan-kelainan siklus menstruasi antara lain adalah: Amenore, Dismenore, Menorrhagia, dan PMS. Pada laporan ini kelompo

Patofisiologi pembentukan plaque pada aterosklerosis

Pendahuluan Penyakit kardiovaskular (Cardiovascular disesae/CVD) merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas, terutama di negara-negara Barat baru kemudian stroke. Tapi, gejala ini juga mulai nampak di negara-negara berkembang. Mayoritas penyakit kardiovaskular dan stroke terjadi karena komplikasi atherosklerosis. Selama lebih dari 150 tahun, berbagai usaha dilakukan untuk menjelaskan kejadian kompleks di balik terjadinya aterosklerosis. Dan, salah satu hipotesis cukup kuat adalah terjadinya oksidasi yang ikut andil dalam proses aterosklerosis. 1 Data epidemiologi menunjukkan dengan jelas bahwa pada sebagian populasi masyarakat terdapat fenomena peningkatan kadar lipid, yang dikaitkan dengan peningkatan penyakit kardiovaskular dan mortalitas (kematian). Kebanyakan negara maju berhasil menurunkan resiko kardiovaskular melalui promosi kesehatan sehingga terjadi perubahan gaya hidup. Di Indonesia sendiri belum ada data mengenai hal ini. 1 Pengaturan diet makanan saja sebenar

ASD (Atrial Septal Defek)

DEFINISI Atrial Septal Defect (ASD) adalah terdapatnya hubungan antara atrium kanan dengan atrium kiri yang tidak ditutup oleh katup ( Markum, 1991). ASD adalah defek pada sekat yang memisahkan atrium kiri dan kanan. (Sudigdo Sastroasmoro, 1994). ASD adalah penyakit jantung bawaan berupa lubang (defek) pada septum interatrial (sekat antar serambi) yang terjadi karena kegagalan fungsi septum interatrial semasa janin. Defek Septum Atrium (ASD, Atrial Septal Defect) adalah suatu lubang pada dinding (septum) yang memisahkan jantung bagian atas (atrium kiri dan atrium kanan). Kelainan jantung ini mirip seperti VSD, tetapi letak kebocoran di septum antara serambi kiri dan kanan. Kelainan ini menimbulkan keluhan yang lebih ringan dibanding VSD. Atrial Septal Defect adalah adanya hubungan (lubang) abnormal pada sekat yang memisahkan atrium kanan dan atrium kiri. Kelainan jantung bawaan yang memerlukan pembedahan jantung terbuka adalah defek sekat atrium. Defek sekat atrium adalah hu